Analisa Break Even Point
Pengertian Analisa Break Even
Point. Apa sih analisa break even point itu? Analisa break even point adalah
suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,
keuntungan dan volume kegiatan. Karena analisa break even point tersebut
mempelajari hubungan antara biaya keuntungan – volume kegiatan, maka analisa
(break even point) tersebut sering pula disebut “cost-profit-volume analisis”
(CPV analisis). Analisa break even point merupakan “profit-planning approach”
yang mendasarkan pada hubungan antara biaya (cost) dan penghasilan penjualan
(revenue).
Masalah break even point akan
muncul bila perusahaan memiliki biaya variabel dan juga biaya tetap. Secara
total, besarnya biaya variabel akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume
produksi, sedangkan besarnya biaya tetap tidak mengalami perubahan meskipun ada
perubahan pada volume produksi.
Biaya yang termasuk biaya
variabel adalah bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung dan komisi penjualan.
Sedangkan yang termasuk biaya variabel adalah depresiasi aktiva tetap, sewa,
bunga hutang, gaji pegawai, gaji pimpinan, gaji staff research dan biaya
kantor.
Penghasilan penjualan setelah
dikurangi biaya variabel merupakan
bagian dari penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap
biasanya dinamakan ‘contribution margin’ atau contribution to fixed cost’. Bila
contribution margin lebih besar daripada biaya total, berarti penghasilan
penjualan lebih besar daripada biaya total. Volume penjualan dimana penghasilannya
sama besarnya dengan biaya total (perusahaan tidak untung ataupun rugi)
dinamakan’break even point’. Apabila digunakan konsep’contribution margin’
maka break even point akan tercapai pada volume penjualan dimana contribution
marginnya sama besarnya dengan biaya tetap. Karena analisa break even point
tersebut mempelajari antara ‘revenue minus biaya variabel’ atau ‘contribution
to fixed cost’ di satu pihak dengan biaya tetap di lain pihak, maka sering
dikatakan bahwa analisa break even point point merupakan salah satu alat untuk
mempelajari ‘operating leverage’. Operating leverage terjadi setiap waktu
dimana suatu perusahaan mempunyai biaya tetap yang harus ditutup betapapun
besar volume kegiatannya. “ Leverage” dapat didefinisikan sebagai penggunaan
aktiva atau dana untuk penggunaan mana perusahaan harus menutup biaya tetap
atau harus membayar beban tetap. Ada 2 macam leverage, yaitu “operating
leverage” dan “financial leverage”. Operating leverage bersangkutan dengan
pengunaan aktiva atau operasinya perusahaan yang disertai dengan biaya tetap. Dikatakan
bahwa operating leverage itu menghasilkan leverage yang “favorable” atau
positif, jika revenue setelah dikurangi biaya variabel lebih besar daripada
biaya tetapnya.
Dalam mengadakan analisa break
even point, digunakan asumsi-asumsi dasar sebagai berikut :
- Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan golongan biaya tetap.
- Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsionil dengan volume produksi / penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya tetap sama.
- Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi / penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
- Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa.
- Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dari satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau “sales mix” nya adalah tetap konstan.
baca artikel selanjutnya >> Gambar break even point (break even chart)